beninglah

Selasa, 14 Februari 2017

Perempuan itu terdiam di samping makam ibunya yang masih basah dan tidak ada bekas air mata di pipinya dan tidak ada senyum juga di bibirnya
Perempuan itu hanya diam dan terdiam dan semua orang memberikan dia ucapan belasungkawa dan perempuan hanya mengangguk biasa

"Bening, kamu harus tabah yah, semoga kamu bisa menerima ini semuanya"
"Kamu pasti kuat, ning"
"Tenang bening, semua orang pasti akan membantumu"

Begitulah rata rata ungkapan mereka dan semuanya memang hampir sama,
Perempuan itu bernama bening, nama yang cantik dan dia adalah perempuan yang baik hatinya. Siapapun pasti akan mengenalinya, Semua orang tahu siapa bening itu

Namun, ini adalah hari yang paling menyedihkan untuknya. Dia kehilangan ibunya yang sudah sakit keras sejak lama dan seharusnya bening tahu hari ini akan tiba waktunya

"Ibu tidak memberiku pesan apa-apa, dia hanya bilang, "bening, jadilah perempuan yang kuat dan apapun yang terjadi kamu tidak boleh lemah sedikitpun sama keadaan,"

Kata kata itu terus ada di hatinya, mungkin itu adalah pesan ibu untuknya, di saat pemakaman ibunya, seakan akan dia sedang mempraktikkan pesan ibunya. Jadilah kuat
Lihatlah benar benar tidak ada air mata di mata bening

Perempuan itu berjalan meninggalkan makam ibunya dan berharap hidupnya berjalan baik baik saja dan semoga begitu

Seiring waktu berjalan, Perempuan itu berpikir banyak, bagaimana mengurus keempat adiknya yang ada masih sekolah, bagaimana keuangan dalam hidupnya dan ada satu permintaan ibunya yang belum bisa dia wujudkan yaitu menikah, di usianya dua puluh lima. Belum ada juga laki laki yang melamarnya tapi dalam hati bening, ada satu laki laki yang dia inginkan menjadi suaminya

"Aku sedih ibu meninggal dunia tapi aku tidak perlu menangis, menangis hanya untuk orang lemah" kata bening
"Kamu hanya perlu waktu, ning" kata laki laki itu
"Maksudmu?"
"Kamu percaya pada detik jam
detik jam selalu bergerak dan meninggalkan detik yang lama,
lama lama kemudian akan memudarkan segala rasa yang pernah ada, walaupun detik demi detik dan sedikit demi sedikit
Percayalah,
Ini hanya soal waktu kamu bisa merubah hatimu menjadi lebih kuat"

Bening tersenyum, itu mungkin senyuman pertamanya sejak ibunya meninggal dunia tapi beberapa bulan kemudian laki laki itu tak kunjung melamarnya dan tiba tiba beningpun harus mengalami patah hati, laki laki itu malah mengirimnya undangan pernikahannya dengan perempuan lain

"Aku terlalu terburu buru mengartikanmu
Padahal kamu hanya sederhana tentang pertemanan" -sepertibening01

Jelaslah, laki laki itu menganggap dia sebagai teman dan bening hanya tersenyum getir, dia seolah olah membiarkan semuanya terjadi dan dia ingin satu kata yaitu "ikhlas" dalam hatinya

"Ka bening, aku lapar" kata si bungsu tiba tiba, saat perempuan melipat undangan itu
Perempuan itu bingung, sebenarnya dia juga lapar tapi uang gajiannya sudah habis tapi ucapan adiknya membuat dia ingin menangis tapi setiap dia ingin menangis dia selalu mengingat pesan ibunya. Jadilah kuat. Akhirnya bening memutuskan untuk berhutang lagi

Setahun, tanpa kehadiran ibu,
Pikiran bening tambah kacau, kali ini si rentenir dalam waktu sebulan akan mengambil sertifikat dan rumahnya untuk melunasi hutang, ketika jatuh tempo, dia harus pergi dari rumahnya. Perempuan itu terlilit hutang dan pengobatan ibunya dulu sangat mahal

Perempuan itu terpaksa di kontrakan kecil bersama keempat adiknya itu

"Ka bening, tidak lelah menjadi guru honorer sekaligus malemnya menjadi tukang cuci, kapan ka bening istirahatnya?" Kata si bungsu
"Tidak perlu khawatirkan, kaka akan menjadi kuat untuk kalian?"

Begitulah bening
"Ibu, sebenarnya. Apakah definisi kuat yang ibu maksud. Ibu, aku lelah. Sangat lelah kalau harus seperti ini dan aku juga sedih karena belum menikah dan yang ibu harapkan jadi mantu ibu juga telah menikah dengan orang lain, Sampai sekarang. Aku tidak pernah menangis. Tenanglah ibu, aku akan jadi kuat seperti yang ibu inginkan"

Tiga tahun berlalu, tanpa kehadiran ibu dan umur bening sudah dua puluh delapan tahun dan dia tahu, waktu akan terus bertambah dan detik itu terus bergerak

Di keluarga bening hanya ada dua perempuan yaitu anak pertama dan ketiga dan semua adik bening berjarak lima tahun. Adik bening yang ketiga,
si cantik berusia delapan belas tahun sakit, badannya panas dan mengigil, bening panik sekali dan ingin membawanya ke rumah sakit

"Tidak usah ke rumah sakit ,kak. Aku baik baik saja"
"Kamu dari tadi badannya panas dan muntah muntah sudah tiga hari"

Perempuan dua puluh delapan tahun itu terus mengajak adiknya ke rumah sakit. Perempuan itu takut adiknya makin parah tapi tiba tiba ada tangisan si cantik yang membuat perempuan itu menampar adiknya sangat keras

"Ka bening, tolong maafin aku ka, maaf"
"KAMU KELUAR SEKARANG "
"maaf ka, maaaaffffff, tolong ka, tolonggggggg maafin aku "

Ada apa dengan si cantik itu?

"Ibu, aku tidak menangis bu. Lihatlah tidak pernah ada air mata di mataku dan aku jadi kuat untuk ibu,
Ibu. Aku terpaksa mengusir adikku bu. Dia melanggar aturan di keluarga kita, aturan keluarga kita nomer satu yaitu "jagalah harga diri kalian sebagai perempuan", dan dia sudah tidak ada harga dirinya. Dia hamil dan tidak ada ayah dari bayinya. Ibu, apakah aku salah?"

Pukul sebelas malam, perempuan itu pergi ke makam ibunya dan hanya memandangnya dalam lampu senter yang dia bawa
"Ibu, apakah kuat itu. Entahlah sekarang aku sangat benci dengan air mata. Itu benar benar tanda kelemahan?"

-------------------------------------------------------------

Hari terus berlalu, detik akan meninggalkan detik yang lama dan terus bergerak tanpa henti, tidak bisa kamu tahan detiknya

Hening, sunyi sekali kontrakan kecil ini, hidup selalu dalam pas-pasan tapi adiknya yang kedua sudah kerja menjadi pelayan restorant untuk membantu keperluan lainnya,
Perempuan itu kini berusia tiga puluh tahun dan adiknya yang kedua berumur dua puluh lima tahun, si hitam manis. Adik keduanya adalah laki laki

"Jika kamu ingin menikah, menikahlah dengan pacarmu itu. Dia baik, kaka suka dia jadi istrimu?" Kata bening
"Aku akan mendahului kaka, maaf ka. Tapi aku tidak bermaksud seperti itu?"
"Tidak apa-apa, menikahlah karena kamu sudah pantas menikah, adikku"

Pernikahan adiknya berlangsung sederhana tapi berjalan sangat haru. Lihatlah tidak ada air mata dimata bening, apakah bening benar benar benci air mata walaupun itu air mata bahagia?"

Apakah definisi ikhlas itu, apakah hati bening sekuat itu, apakah dia sudah kuat seperti pesan ibunya, apakah bening tidak akan mengeluarkan air mata lagi di matanya?

Hati perempuan itu tidak ada yang tahu, apalagi dia memutuskan untuk menyimpan sebuah harapan di hatinya yang paling dalam, perempuan itu tidak tahu dengan alasannya masih menanti seseorang, seseorang yang mengirim undangan pernikahan itu lima tahun lalu

Ah itu sangat menyedihkan disaat kamu harus mengikhlaskan seseorang

Adiknya yang keempat sudah berumur lima belas tahun dan dia adalah laki laki yang cerdas, si cerdas yang suka puisi dan syair
Di suatu malam, si cerdas ini menemui kakanya di teras rumah padahal waktu sudah tengah malam

"Ka bening, di kontrakan kecil ini hanya ada aku, ka bening dan si bungsu?" Kata si cerdas itu
"Iya, si cantik itu pasti sudah punya anak mungkin umurnya setahun-an,
"Aku rindu kaka cantik, ka bening.
Aku ingin melihat keponakan aku sendiri, apakah dia perempuan atau laki laki?" Kata si cerdas ini
"Aku juga merindukannya, rindu sekali"

Keesokan harinya, bening memutuskan mencari adik perempuannya, memintanya kembali bersama tapi setelah mencarinya ke semua temannya, akhirnya bening harus menghadapi yang lebih dari patah hati. Adik perempuannya meninggal dunia saat melahirkan dan bayinya juga tidak selamat.

Di saat pemakaman si cantik, bening hanya diam dan diam yang sama seperti ibunya meninggal dunia dulu. Lima tahun yang lalu dan lihatlah tidak ada air mata juga di mata bening,

"Kamu pasti sangat membenciku. Cantik?" Kata bening dalam hatinya

Si cerdas balik ke rumahnya dan di setiap sujudnya pasti ada nama ibu dan kakak perempuannya.

Tapi bening pergi ke makam ibunya dan seperti biasanya hanya memandang makam itu
"Ibu, maaf. Aku tidak bisa menjaga adik adik ku. Si cantik telah bersama ibu dan kapan aku bisa bersama kalian dan entahlah aku makin benci dengan kehidupan yang menipu ini"

Bening kembali ke rumahnya pada saat senja, ah memanglah langit merah saat mau azan maghrib itu sangat romantis, bening menatap langit merah itu

"Ka bening" kata si cerdas itu
"Iya, kenapa sayang, adikku?"
"Apakah kaka sedang menanti seseorang?"
"Eh, kamu baru berumur limabelas tahun dan bicara tentang menanti hahaha" kata bening sambil tersenyum
"Aku suka membaca puisi dan sepertinya aku jadi terbawa dalam dramanya"
"Haha, kaka tidak tahu alasannya masih menanti seseorang, padahal sudah jelas tidak ada harapan lagi untuk bersama?" Kata perempuan tiga puluh tahun itu
"Rasa," kata si cerdas
"Eh, rasa. Apa maksudmu?"
"Tidak ada yang salah dengan rasa, dengan alasan rasa, kamu memutuskan untuk menanti atau menjauh pergi"

beningpun diam sambil melihat senja, iya benar, rasa. Rasa cinta bening pada laki laki itu masih ada dan suara azan maghrib berkumandang menambahkan drama sesak dalam hati perempuan itu.

-------------------------------------------------------------

Si bungsu yang membuka pintu dan bilang ada yang mencari perempuan tiga puluh tahu itu,

"Bening salsabilla, akhirnya aku menemukanmu" kata tamu itu
"Untuk apa kamu kembali, eh pergilah nanti kalau istri mu tahu bagaimana?" Kata bening
"Aku mencari mu. ning, aku tidak menikah dengan perempuan itu, seminggu sebelum menikah, dia kabur karena tidak ingin perjodohan terpaksa itu, bening, percayalah. Aku mencarimu, aku sangat mencintaimu dan aku ingin kamu, ning"

Perempuan itu diam dan memandang laki laki itu yang membuatnya patah hati dan terjebak dalam penantian melelahkan, apakah yang harus perempuan itu lakukan dan katakan? rasa cinta itu memang ada dan akan selalu ada

"Aku telah mengikhlaskanmu, membiarkanmu pergi jauh tapi kenapa kamu kembali lagi? Kata bening yang mulai sesak
"Karena aku adalah cinta sejatimu, akulah, ning. Percayalah, aku akan menikahimu, kamu ingin kita menikah kapan?" Kata laki laki itu
"Besok" jawab bening sambil tersenyum

Keesokan harinya pernikahan itu berjalan sangat haru tapi mengapa tetap saja tidak ada air mata di mata bening, air mata itu mungkin sudah beku? Atau apa?

Seminggu kemudian, bening dan kedua adiknya sekarang tinggal di rumah mereka bersama, menjalani hidup dengan takdir hebat berikutnya, mungkin benar, melepaskan adalah cara cinta paling baik yah walaupun mungkin akhir cerita cintamu tidak bersama dia tapi pasti ada takdir hebat menyatukan jalan cerita indahnya dan aku percaya

"Aku ingin menjadi kuat seperti pesan ibu dan sampai sekarang aku tidak pernah menangis, air mata itu tanda orang lemah" kata bening pada suaminya saat duduk berdua di ruang tengahnya
"Hmm, tidak juga ning, kamu lebih kuat dari pesan ibumu, kamu menanggungnya sendiri dalam hatimu, kamu lebih dari kuat, sayang?"
"Aku telah mengusir adik perempuanku disaat dia membutuhkan aku" kata bening
"Itu terjadi karena kamu tidak sanggup menanggungnya sendiri dan menyiksa dirimu untuk tidak mengeluarkan isi hatimu" kata suaminya

"Tertawalah" kata suaminya melanjutkan
"Kenapa aku harus ketawa?"
"Karena ketawamu itu sangat indah?"
"Eh aku beninglah, bukan indah" kata perempuan tiga puluh tahun itu dan dia mulai tersenyum

"Menangislah" kata suaminya lagi
"Kenapa aku harus menangis?"
"Karena menunjukkan bahwa kamu adalah manusia"

Perempuan itu memeluk suaminya erat dan air mata di matanya terus mengalir setetes demi setetes.
"Percayalah, aku akan selalu menampung air matamu atas permintaan maafku telah membiarkanmu sendiri dalam takdir pahit kemarin. Aku sayang kamu. Bening"





0 komentar:

Posting Komentar

About Me

Foto saya
Jakarta, Jawa, Indonesia

Followers