Alangkah indah

Senin, 06 Februari 2017

Aku menutup mata dan mencoba untuk menghilangkan sesuatu yang pahit dalam hidupku tapi nyatanya sesuatu itu tidak bisa hilang, akhirnya aku membuka mata dan masih seperti biasanya tapi kali ini ada air di mataku. Aku mencoba untuk menyekanya dan aku tahu aku tidak boleh jadi pecundang cengeng

Aku melihat jam dan sekarang sudah jam delapan pagi, harusnya dinda sudah ada sejam lalu untuk menemaniku dan bercanda tawa dengannya tapi dia belum datang juga, "kemana dindaku. Aku rindu"

Aku mencoba menghubunginya tapi tidak ada jawaban padahal aku sudah menunggunya di ruangan ini, tiba tiba ada yang mengetuk pintu. Aku kira itu pasti dinda dan langsung masuk tanpa ku suruh
"Haloo sayang, putraku selamat pagi"
"Dinda kemana mah?" Tanyaku
"Dinda tidak datang hari ini, biarin saja yah. Ayoo nak. Lekas makan "kata mamaku
"Aku ingin dinda disini mah" kataku lirih

Akan tetapi. Mamaku diam saja dan menemaniku sebentar di ruangan dan mama pergi karena ada urusan mendesak katanya.
Aku jenuh sekali dan berharap dinda  datang tapi dia tidak datang atau mungkin dinda tidak pernah datang lagi untuk selamanya ke ruangan ini
"Kemana dinda, kenapa dia tidak datang hari ini ?" Itulah pertanyaanku

Beberapa hari kemudian. Pertanyaanku terjawab
Pada kenyataannya, aku tahu dinda tidak akan datang lagi menemuiku dan menemaniku. Aku tidak sedih jika dinda tidak mau datang lagi padaku. Kecewa, itu yang aku rasakan

"Seharusnya memang kamu tahu kan, nak?" Kata mama melihatku
"Iya, aku tahu ternyata mereka adalah penghianat" kataku

Mama menatapku dan memegang tanganku
"Seharusnya kamu melepaskan sesuatu yang tidak ditakdirkan untukmu, Semua orang berhak untuk mencintai siapapun dan dindapun begitu, mama tahu ini tidak gampang untukmu tapi menurut mama,"
Mama diam sebentar dan aku lihat ada air mata di matanya
"Maafkanlah dinda yang memilih untuk menikah dengan sahabatmu, percayalah, waktu akan memudarkan rasa cintamu padanya dan sederhana saja, kalian tidak ditakdirkan satu"

Apakah mama tahu? Sebelum aku terjebak di ruangan ini, hubungan kami baik baik saja tapi dia malah meninggalkan aku disaat kondisi buruk dan pahit seperti ini dan pada intinya aku harus mengikhlaskannya. Itu tidak mudah

------------------------------------------------------------

Ruangan ini tidak buruk dan nyaman sekali, aku sendiri yang menata ruangan ini dan ruangan ini adalah kamarku sendiri tapi yang membuat aku sedih adalah saat sebulan lalu, aku menemukan diriku di ruangan ini dan aku tidak merasakan kedua kakiku dan saat aku membuka selimutnya, aku lumpuh. Aku tidak bisa berjalan lagi dan setiap kegiatan apapun aku harus dibantu seseorang. Ribet sekali

"Jangan sedih seperti itu" kata seorang perempuan sambil tersenyum
"Iya, indah" kataku
"Kamu butuh apa? Bilang saja padaku" katanya lagi

Aku diam dan memandang perempuan didepanku ini, dia baik. Dia menemaniku mungkin memang pekerjaannya dan dia selalu tersenyum melihatku dan memang indah selalu disampingku
Seiring berjalannya waktu beberapa minggu kemudian, aku mulai nyaman dengannya

"Indah, apakah kamu pernah jatuh cinta?" Kataku padanya

Indah hanya senyum sambil terus menyiapkan makan siang untukku

"Pacarku menikah dengan sahabatku" kata ku melanjutkan

Indah melihatku dan senyum lagi dan di saat dia mau pergi untuk mengambilkan minum, aku langsung memegang tangannya seperti menahannya untuk pergi

"Nikmati saja saat kamu jatuh cinta, disaat kamu tersenyum ketika melihatnya, memikirkannya atau apapun itu yang membuat kamu bahagia, intinya dalam perasaan itu kamu bahagia" kata indah sambil menatapku

Aku mencerna kalimatnya indah, dan aku juga tertawa sendiri ketika mengerti maksudnya dan dalam hatiku terbesit "aku telah jatuh cinta padanya"

Alangkah indahnya jika aku bisa memiliki keindahanya, aku bisa melihat ketulusanya dalam matanya, dia adalah perawat yang mama siapkan untukku jika aku membutuhkan pertolongan tapi menurutku indah bukan hanya perawat, dia lebih. Dia selalu menemaniku dan siap mendorong kursi rodaku jika aku jenuh di ruangan ini

"Bagaimana cerita cintamu, cobalah ceritakan?" Kataku pada indah saat dia duduk disamping tempat tidurku dan mengelap tanganku pakai air hangat

"Haha, gimana yah. Semua orang punya cerita cintanya masing masing dan selalu berkesan tapi aku memilih diam dalam mencintai seseorang" katanya

"Kalau selalu diam, bagaimana kamu bisa bersatu dengannya?" Kataku kemudian

"Aku percaya pasti ada takdir hebat yang akan membuat cerita cinta yang tidak pernah aku bayangkan" jawabnya

"Hmm, yang pasti cinta itu tumbuh dari mata turun ke hati sampai kemudian punya ceritanya sendiri, yah kan" kataku meneruskan

"Tapi menurutku, cinta itu tidak harus dari mata, cinta itu bisa tumbuh dari mana saja bahkan dari hal paling sederhana misalkan dengan senyum, menyapa atau mungkin saat mengucapkan selamat pagi setiap awal harinya" kata indah


-----------------------------------------------------------

Beberapa hari kemudian, aku mengajak indah ke pantai dekat dengan rumahku. seperti biasanya, dia mendorong kursi rodaku tetapi kali ini indah diam dan aku tidak menemukan senyumnya

Aku dan indah duduk di pasir putih pantai dan membiarkan ombak yang jauh disana
"Jika ini adalah perpisahan, aku rasa ini adalah perpisahan terindah dan aku ingin nanti semuanya berjalan baik baik saja " kataku mencoba berkata duluan
"Tidak ada perpisahan yang baik baik saja" kata indah

Kamipun saling diam sambil melihat ombak pantai
"Jika aku mengatakan "aku cinta kamu", apakah kamu akan menghentikan suntik mati itu?" Tanya indah kemudian
"Kamu berhak jatuh cinta padaku dan aku berhak mengambil keputusan dalam hidupku"
"Kamu ingin pergi dariku selamanya?" Tanya indah kemudian

Aku melihat indah pekat sekali dan aku lihat ada kesedihan di matanya

"Aku mencintaimu indah, dan aku membiarkan rasa ini semakin dalam tetapi aku hanya merepotkan semua orang dan lumpuh ini makin lama makin menyakitkan untukku" kataku padanya

"Dengan cara apa kamu mencintaiku?" Tanya indah
"Iya, aku mencintaimu dengan cara yang bisa aku lakukan seperti bilang cinta ke kamu setiap hari" kataku senyum dan akhirnya aku melihat senyum indah lagi
"Dengan cara apa kamu mencintaiku?" Tanya balik ku padanya
"Aku mencintaimu dengan hal sederhana yang bisa aku lakukan hmm misalnya dengan memastikan kamu baik baik saja" katanya

Aku bahagia bersamanya dan akupun menikmati jatuh cinta dan rasa itu tumbuh dengan alunanya tetapi jalan cerita cintaku memang berhenti ketika dokterku bilang "lumpuhmu akan terus merambat sampai di saat kamu akan mengalami kelumpuhan total"
Sedih. Aku tahu aku akan merepotkan mama dan indah tapi aku bahagia bisa mengenal indah, indah telah mengajarkan aku bahwa inti dalam cinta adalah kebahagiaan di saat aku tahu aku akan mati dan meninggalkan indah tapi aku tetap membiarkan semuanya mengalir begitu saja

"Terima kasih, sudah mau menjadi bagian dari cerita cintaku dan semoga saja ada cerita cerita hebat lagi yang dituliskan untukku sampai aku bertemu orang yang tepat" kata indah

Aku tersenyum padanya dan aku bilang "Sederhana saja, aku dan kamu tidak ditakdirkan satu"

Kami saling menatap dan senyum itu muncul dari wajah kami berdua dan sampai kemudian kita terhanyut dalam suara ombak pantai yang romantis.

0 komentar:

Posting Komentar

About Me

Foto saya
Jakarta, Jawa, Indonesia

Followers