"Aku menyayangimu" hahaha entahlah aku merasa ungkapan itu begitu asing di bibirku. Memanglah gampang untuk di tulis dikertas atau di ketik dihandphone, atau dibisikkan dalam hati sendiri tapi percayalah aku tidak mudah untuk mengungkapkan itu walaupun aku merasakannya sangat dalam
Iya. Benar, aku merasakannya sangat dalam padamu tapi aku bingung harus seperti apa selain melihatmu dan bilang dalam hati "hai. Sadam,aku suka kamu. Aku sayang"
Itulah aku sering berbicara sendiri dalam hati kalau membahas tentang sadam, aku suka sama dia sejak pertama masuk di SMA Nusa harapan dan sekarang ketika masuk kelas duabelas ini akhirnya aku sekelas dengannya. Yes yeyy
"Shafa. Aku duduk disebelah mu yah" suara sadam yang mengagetkanku yang sedang melamun di pojok kelas
"Iya, sadam duduk disini saja" kataku (aku deg-degan)
"Iya, tadi aku disuruh pak musa wali kelas kita itu buat duduk berdua sama kamu hehehe" kata sadam sambil ketawa kecil
Haduh, aku kira dia punya inisiatif sendiri buat duduk disampingku ternyata tidak, aku tahulah sebabnya pak musa itu tahu kalau aku anak malas jadi si sadam yang bintang kelas itu disuruh duduk bersamaku tapi biarkanlah itu semua, terpenting aku dan sadam akan duduk bersama dan semoga kelas duabelas ku menyenangkan
Hari hari berlalu dan Besok adalah ulangan matematika, sadam bilang mau ke rumahku nanti malam untuk belajar bareng dan hari ini juga dia mengantarkan aku ke rumah, dia sangat menyenangkan, senang sekali bersamanya dan aku rasa dia membawaku dalam dunianya bukan hanya dalam pelajaran tapi juga dalam kesukaannya seperti musik, olahraga dan game kesukaannya
Dia juga sering membantuku dalam mengerjakan tugas dan setiap disuruh bikin kelompok pelajaran aku selalu bersama sadam dan sampai diakhirnya aku tambah sayang padanya tapi aku tidak tahu apakah dia punya perasaan yang sama atau tidak padaku?
Akan tetapi dari semua prilakunya banyak yang berkesan untukku, sadam selalu mencoba menolongku dengan cara apapun yang dia bisa seperti disaat aku lupa bawa tugas b.indonesia dan disuruh keluar kelas, sadampun juga keluar kelas padahal aku tahu dia bawa tugasnya dan dia bilang padaku "aku tidak mau kamu sendirian"
Saat contekan rumus matematikaku jatuh saat ulangan dan ketahuan pak musa, sadamlah yang mengaku itu contekan dia dan dia digampar oleh pak musa dan dapat nilai nol tanpa remedial dan pernah juga saat handphone ku hilang, sadamlah yang benar mencari ke semua tempat sampai bilang guru bp padahal aku sudah bilang tidak apa apa kalau hilang tapi sadam bilang "shafa, aku gak mau kamu sedih"
Pernah suatu ketika sadam tidak sengaja memegang tanganku dan aku pura pura marah padanya tapi dia minta maaf banyak sekali sampai memberi dua coklat untukku
"Maaf, shafaaa aku minta maaf. Aku tidak sengaja pegang tanganmu
Aku janji tidak melakukan itu lagi" dan di tambah lagi saat aku demam berdarah di rawat di rumah sakit, sadam lah yang selalu menemaniku dan setiap hari bawa jus jambu padaku. Aku tidak tahu maksud dari prilakunya itu tapi yang jelas dia selalu membuatku nyaman padanya. Jujur, sadamlah yang aku inginkan dari dulu dan saat ini juga aku ingin dia jadi milikku seutuhnya dan selamanya. Aku tidak berlebihan kan?
-------------------------------------------------------
"Aku mencintaimu sejak lama, mau kah kamu jadi pacarku?" ucapan sadam padaku sambil menatapku tajam sekali. Aku kaget sekali, pipiku langsung merah, aku gugup sekali dan sampai tidak bisa berkata apa apa lagi
"Kalau aku mengatakan cinta seperti itu kira kira brenda mau gak yah?" Kata sadam kemudian
Hah ... brenda, siapa itu brenda? aku kira kalimat itu untukku. Aku diam dan rasanya mau menangis saja dan dia sempat membuatku melayang ke awan
"Cobalah katakan cinta pada brenda mu itu?" Kataku
"Haha tidak mau ah, nanti kamu cemburu gimana?"
Aku diam, aku pura pura tidak mengerti tapi apakah sadam tahu kalau aku punya perasaan padanya atau dia hanya bercanda saja saat mengucapkan itu. Aku tidak tahu
Aku menyayanginya dan perasaan ini nyatanya tambah dalam? Aku bingung cara menghilangkannya
Kebersamaan sama sadam selalu aku nantikan setiap harinya tapi aku tidak mudah untuk bilang sayang pada seseorang. Sadam, cobalah mengerti tentang aku yang sayang padamu ini!
Hari hari kelas duabelasku cepat sekali dan ujian nasional sudah dilewati dengan ketegangannya dan sampai sekarang pengumuman kelulusan tiba dan ini artinya aku akan kehilangan sadam karena sadam bilang dia akan melanjutkan sekolah di kampung halamannya
Coret-coretan baju pada umumnya saat pengumuman itu dinyatakan semua lulus di sekolahku, aku dan sadam ikut merasakan kemeriahannya. Setelah disekolah sudah selesai dengan segala suka dan dukanya. Sadam mengajakku naik motornya sampai di sebuah taman kota padahal aku masih pakai seragam sekolah yang penuh coretan ini
"Shafa, besok aku mau pulang kampung dan akan menetap tinggal disana sama papiku?" Kata sadam yang mulai duduk di rerumputan.
Akupun juga duduk disebelahnya
"Iya, aku tahu kan kamu sudah cerita, aku pasti akan kehilangan kamu dam" kataku dan aku rasa air mataku mulai menetes
"Percayalah padaku, shafa. Aku pernah kehilangan seseorang dan itu tidak sedrama yang kamu pikirkan" katanya
"Kamu kehilangan siapa?" Tanyaku
"Brenda"
"Siapa dia?"
"Mamiku dan ini adalah tempat kesukaannya, awalnya saat ku tahu kehilangan mami aku kira duniaku akan hancur tapi nyatanya aku bisa menjalaninya dengan baik dan kamu harus begitu "
"Kamu tidak pernah cerita kalau mamimu sudah meninggal? Dia meninggal dunia karena apa dam? Sakit? " tanyaku. Aku berusaha agar suaraku enak didengar
"Buat apa shaf? Cerita tentang kehilangan itu akan menyakitkan dan tidak ada habisnya. Mamiku bunuh diri saat dia tahu papiku selingkuh" katanya datar
Aku diam, aku tidak tahu harus berkata apa dan air mataku terus menetes
"Jangan nangis shafa, aku sayang kamu" kata sadam kemudian
Aku diam cukup lama tapi jantungku berdetak kencang sekali
"Sadam, Sejak kapan kamu sayang aku? Tanyaku kemudian
"Sejak kapan yah. Sudah lama sekali. Saat MOS kamu bernyanyi gebyar gebyar di depan kelasku" kata sadam sambil tersenyum
Aku kaget sekali ternyata sadam suka sama aku dari pertama MOS.
"Shafa, jangan pernah lepas kerudungan lagi yah. Kamu cantik sekali kalau kerudung dan lebih anggun" kata sadam sambil senyum padaku dan aku hanya bisa membalas senyumnya
"Jalanin terus yah apa yang kamu yakinin shafa. Aku akan terus mendukungmu " kata sadam
"Sadam, aku sayang kamu juga" akhirnya kata itu keluar dari bibirku dan aku rasa tetesan air mataku tambah deras
"Iya. Aku sangat sayang dan cinta sama kamu. Shafa, dan ini sudah lama tapi banyak sekat untuk kita bersama dan sekat itu terlalu kuat. oh iya, Maaf yah shafa. Aku bohong padamu sebenarnya pak musa tidak pernah menyuruhku untuk duduk bersamamu. Ini hanya alasanku saja untuk bisa berbicara padamu" kata sadam melanjutkan
"Besok, selesai ibadah di gereja.
Aku langsung ke manado bareng sama papi dan ini gantungan kunci buatmu, kenang kenangan dari ku " katanya lagi
Aku diam. Aku tahu ini akan terjadi disaat aku mulai takut kehilangan sadam dan sadam akhirnya harus pergi dariku tapi aku berusaha agar tidak terbawa suasana terlalu jauh
"Gantungan huruf SS, maksudnya sadam sebastian gituh?" Kataku
"Bukan, SS adalah sadam dan shafa"
Aku rasa ini adalah perpisahanku sama sadam tapi aku harus yakinkan dalam diriku aku baik baik saja tanpa dia
"Aku rasa ini sebagai perpisahan kita tapi kamu tenang saja, aku akan baik baik saja tanpa kamu" kataku dan aku menghapus air mata di pipiku
"Shafa. Aku tahu kamu berbohong. Tidak ada perpisahan yang baik baik saja pasti kamu sedih dan akupun sama tapi percayalah hidup kita akan berlanjut, aku mohon jangan pernah hapus kenangan kita yah" kata sadam sambil senyum padaku dan menatapku lagi
Aku diam dan aku tidak tahu harus berkata dan berbuat apa. Perasaanku pada sadam sudah terlalu dalam dan aku membiarkan ini terlalu jauh dan dalam hatiku berbisik "aku ingin sadam sebastian ini. Aku ingin dia jadi imamku dan aku berada satu shaf di belakangnya"
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar